masih untuk ngetes template saja
“Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (Q.S. 2 Al Baqarah : 38).
Seorang mukmin hendaklah menerima apapun yang Allah berikan padanya, meski secara kasat berupa musibah. Karena musibah bertujuan untuk menegur atas kesalahan dan untuk mengangkat drajat manusia. Karena musibah tidaklah selamanya, akan segera berganti dengan kemenangan. Serta karena musibah dapat membersihkan jiwa manusia hingga benar-benar ikhlas lillahi ta’ala, dan mebantunya meraih kenikmatan-kenikmatan surga yang Allah janjikan.
Alasan-alasan itulah yag membuat salafush-shalih merasakan bahagia yang sama, baik mendapat musibah maupun menerima nikmat-Nya. Mereka tahu musibah bahkan bakal mendatangkan keuntungan yang lebih besar, karena nikmat-Nya tak jarang menjadikan manusia lalai.
Sudah semestinya seorang mukmin berbeda dengan orang-orang kafir. Allah telah melindunginya dari perasaan takut, sedih, cemas maupun gundah. Ia tidak akan takut sa’at yang lain merasa ketakutan, ia tak akan sedih sa’at yang lain bersedih, karena disetiap musibah datang ia selalu yakin, “Allah yang menentukan apa yang dikehendaki-Nya akan terjadi”. Dan berikut hadiah yang telah Allah siapkan untuknya, “Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (Q.S. 2 Al Baqarah : 38).
Orang-orang yang menolak petunjuk Allah adalah manusia paling celaka, di dunia juga celaka di akhirat, “Lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?". Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan". dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. dan Sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal”. (Q.S. 20 Thaahaa : 123-127).
“Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (Q.S. 2 Al Baqarah : 38).
Seorang mukmin hendaklah menerima apapun yang Allah berikan padanya, meski secara kasat berupa musibah. Karena musibah bertujuan untuk menegur atas kesalahan dan untuk mengangkat drajat manusia. Karena musibah tidaklah selamanya, akan segera berganti dengan kemenangan. Serta karena musibah dapat membersihkan jiwa manusia hingga benar-benar ikhlas lillahi ta’ala, dan mebantunya meraih kenikmatan-kenikmatan surga yang Allah janjikan.
Alasan-alasan itulah yag membuat salafush-shalih merasakan bahagia yang sama, baik mendapat musibah maupun menerima nikmat-Nya. Mereka tahu musibah bahkan bakal mendatangkan keuntungan yang lebih besar, karena nikmat-Nya tak jarang menjadikan manusia lalai.
Sudah semestinya seorang mukmin berbeda dengan orang-orang kafir. Allah telah melindunginya dari perasaan takut, sedih, cemas maupun gundah. Ia tidak akan takut sa’at yang lain merasa ketakutan, ia tak akan sedih sa’at yang lain bersedih, karena disetiap musibah datang ia selalu yakin, “Allah yang menentukan apa yang dikehendaki-Nya akan terjadi”. Dan berikut hadiah yang telah Allah siapkan untuknya, “Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (Q.S. 2 Al Baqarah : 38).
Orang-orang yang menolak petunjuk Allah adalah manusia paling celaka, di dunia juga celaka di akhirat, “Lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?". Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan". dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. dan Sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal”. (Q.S. 20 Thaahaa : 123-127).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar